Skip to main content

pengertian esai, kti, cerpen dan contohnya


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dalam dunia yang semakin modern ini kemampuan untuk menulis mulai diperhatikan oleh masyarakat secara luas. Karena masyarakat menganggap bahwa dengan menulis kita dapat membuat suatu ilmu bertahan lebih lama dan membuat kita lebih dikenal di masyarakat akademik. Karena biasanya masyaraka mengenal kita dari seberapa dalam kita memiliki suatu ilmu dan skill menulis yang kita miliki, apabila kita bisa menulis dengan rapi dan jelas maka masyarakat menganggap kita pandai.
Banyak hal jika kita ingin mempelajari cara menulis mulai dari cerpen, puisi, esai dan karya sastra lainnya. Oleh karena itu kita harus tekun untuk menguasai suatu disiplin ilmu yang hendak kita kuasai. Mulai dari latihan dasar menulis seperti memperhatikan tanda baca dan kaidah penulisan sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) oleh ahli tata bahasa di Indonesia.
Kali ini penulis akan membahas tentang kepenulisan dengan tema jurnalistik menitik beratkan pada materi esai menggunakan metode library Research (Fakta Keperpustakaan) dan Fields Research  ( Fakta Lapangan) serta diskusi dari beberapa narasumber. Untuk lebih lanjut mari kita pelajari pembahasannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pembahasan tentang karya tulis ilmiah
2.      Bagaimana menulis essay
3.      Bagaimana menyempurnakan menulis tentang kalimat
4.      Bagaimana strategi menulis cerpen



C.    Tujuan
1.      Bisa  memahami materi karya tulis ilmiah
2.      Bisa  menulis tentang essay
3.      Bisa memahami tentang kalimat lengkap dan tidak lengkap
4.      Mengembalikan citra cerpen di masa modern

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis pada intinya adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh penulis berupa hasil tulis yang berkembang karena latar belakang ilmu yang dimilikinya sehingga memiliki karakteristiknya sendiri.
1.      Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan suatu hasil pengamatan yang dilakukan penulis berdasarkan aturan baku yang telah ditetapkan dan disepakati. Dalam menulis karya tulis ilmiah perlu memperhatikan objektivitas yang digunakan karena memperhatikan data asli dan ilmu pengetahuan tertentu.
Karya tulis ilmiah juga dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untum mendapatkan jawaban secara ilmiah, terdapat permasalahan yang muncul sebelumnya. ( Totok, Bambang, 2007:12-15)
Karakteristik tulisan karya tulis ilmiah adalah tulisan bersifat objektif berdasarkan sudut pandang orang tertentu dan penulisannya menggunakan kaidah-kaidah ilmiah[1]
Penulis harus bersifat objektif, karena
a.       Ketaatan penulis pada sudut pandang yang digunakan
b.      Pengungkapan permasalahan yang berangkat dari fenomena sebagai data yang dibahas secara objektif; dan
c.       Keharusan menggunakan konvensi keilmiahan, mulai dari sistematika penulisan, metodologi, analisis data, sampai penyimpulan
Dengan dasar inilah, karya penulisan memilki ciri-ciri objektif sestematis, bersudut pandang, menggunakan metodologi, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
2.      Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
a.       Makalah
b.      Kertas Kerja
c.       Laporan perjalanan
d.      Laporan Penelitian
e.       Skripsi
f.       Disertasi
3.      Cara menulis karya tulis ilmiah menurut Suwito[2]
a.       Menulis apa yang sedang dilihat atau dipikirkan
Misal jika sedang menonton seekor kura-kura ninja di  TV maka anda bisa menuliskan hancur, semua hancur akibat pukulan maut kura-kura ninja.
b.      Rangkai tulisan yang dipikirkan atau dilihat dengan tema yang ditulis
Tema tadi bisa digabung dengan penjagaan koruptor diindonesia yang terlalu berlebihan padahal mereka seharusnya dipukul saja supaya jera
c.       Dukung tulisan anda dengan berbagai referensi
Ini merupakan langkah penting karena karya tulis ilmiah harus bersifat objektif dan relevan dengan yang terjadi sebenarnya.
d.      Edit ulang
Setelah tulisan selesai, kita perlu menyegarkan pikiran kita sejenak dan mulai membaca lagi ketika sudah kembali segar dan mulai menyunting kata yang kurang menarik dibaca.

B.     Esai
1.    Pengertian esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Puisi ada yang bersifat formal yaitu penulis menyampaikan dengan serius apa yang ingin disampaikan menggunakan bahasa yang baku dan informal yaitu penulis menggunan bahasa yang mengajak pembacanya seolah olah diajak untuk berdiskusi akan tetapi juga menyampaikan fakta yang ada.
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), esai merupakan suatu karya sastra tulis yang termasuk dalam prosa yang membahas suatu kajian (masalah) secara sepintas berdasarkan sudut pandang penulis. 
2.      Bagian-Bagian Esai
a.       Judul
Judul dapat ditulis formal atau nyastra, bisa menggunakan bahasa yang profokatif dan harus menarik.
Contoh : Pendidikan yang Memiskinkan dan Membodohkan
b.      Bagian Pendahuluan
Tujuan dari pendahuluan adalah mengungkapkan persoalan yaitu tentang apa yang akan dibahas jadi harus dibuat hati hati, tidak terlalu panjang dan menampilkan apa yang akan dibahas. Bisa juga dibubuhi dengan teori yang mendasari suatu esai dan juga menggunakan topik hangat yang sedang dibicarakan seperti pendidikan dan korupsi.
c.       Bagian Isi
Pada bagian ini keadaan substansi teori harus disampaikan meskipun tidak spesifik dan mulai menguraikan teori yang sesuai dengan tema yang diangkat supaya saling berkaitan
d.      Bagian Penutup
Pada bagian ini dapat disampaikan pokok pembahasan berupa analisis, pendapat, dan saran

Pemuda, Kesunyian, dan Arus Politik
Oleh Andri Satria

        Dalam setiap episode transisi politik, peran muda terutama (para pemuda yang mempunyai pemikiran kritis) selalu terlibat di dalamnya. Mereka adalah generasi terpelajar. Mereka berasal dari berbagai kalangan yang memiliki kepekaan sosial dan empati politik yang tinggi kepada bangsa yang bijak. Secara ideologis mereka berada pada golongan yang kritis adaptif serta dapat melahirkan ide ide baru yang dibutuhkan masyarakatnya. Secara kultural mereka adalah produk sistem nilai yang mengalami proses pembentukan kesadaran dan pematangan identitas dirinya sebagai aktor penting dalam pembentukan faktor sosial.
                   Rentetan sejarah yang panjang tentang pemuda dapat dilihat pada angkatan 08 yang berhasil memupuk bibit naionalisme, pemuda angkatan
                   Pasca kekuasaan orde lama, politik nasional praktis berada dibawah kendali militer, khususnya angkatan darat. Pemuda 66 yang masuk dalam arena kekuasaan berperan sebagai “penyuplai ide” sementara mereka yang memilih diluar lingkar berfungsi sebagai pengkritik negara. Pasca tumbangnya Orde Baru, selain melengserkan Soeharto dari kekuasaan RI dan membuka katup demokrasi, pemuda melakukan tindakan besar untuk mengawali demokrasi.

Pemuda Dan Kesunyian Suara
Hanya saya belakangan seorang pemuda yang tangguh memikirkan bangsa menjadi sulit untuk ditemukan. Pemuda seperti tenggelam. Mengutip dari Lembaga Survei Indonesia (2007) Salah satu kendala dalam menuntaskan agenda reformasi adalah sulitnya mencari sosok muda tampil mengimbangi peran elit mapan produk kepemimpinan politik masa kini. Pemuda kehilangan daya kritis.
Terhambatnya regenerasi pimpinan politik yang mapan seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati atau Juyuf Kallla diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga 2020. Elite bangsa Indonesia pasca reformasi, sepertinya telah mengalami pergeseran entitas, dari elite berbasis militer—politisi-birokrat ke elite berlatar aktivis-intelektual-entreprenur

Arena Politik
Dalam buku The Rise Of Capital (1986) Richard Robinshon menjelaskan tentang strategi pengusaha mengendalikan negara melalui arena politik dan membunuh generasi muda dengan idealismenya. Realistis politik di indonesia saat ini di Indonesia adalah wajah lain dari watak kekuasaan orde baru yang nepotik, kolutif, dan koruptif yang ditampilkan secara halus. Pemuda menjadi mati dan seakan tanpa suara.
                   Bagaiman menjamin proses trnsisi politik dari generasi tua ke generasi muda tidak kembali terjebak pada model regenerasi elitis pragmatis, dan fragmentif? Ada beberapa cara, pertama, kaum pemuda harus berani merombak watak budaya “banalisme” yang menjadikan kekuasaan dan uang sebagai tujuan. Kedua, memperkuat komitmen penegakan hukum dan memfungsikan partai politik dan legislatif sebagai arena perjuangan kepentingan rakyat. Ketiga, mendorong birokrasi yang bersih, profesional dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Keempat, mengefektifkan struktur kekuasaan supaya terjadi Check and Balance diantara lembaga negara. Kelima, menumbuhkan etos berbisni dan etika yang benar
                   Kedepan, kiprah pemuda berlatar aktivis-intelektual-entrepreneur akan semakin banyak masuk kedalam kekuasaan. Kekhawatiran atas kiprah mereka amat wajar, mengingat iklim perselingkuhan “uang dan kekuasaan” yang dilakoni jenis elite “penguasa-pengusaha”  itu kini tengah mendominasiwacana dan praktik politik mutakhir di indonesia.
                   Pemuda sejatinya bisa menjawab tantangan dan kebutuhan zamannya yaitu menuntaskan agenda reformasi yang terus tertunda. Seperti kata Max Webber, “Pemuda tak boleh menjadi ekor sejarah, yang gagal menunaikan peran historisnya”

3.      Macam macam tipe esai
a.       Esai Deskriptif
Esai jenis ini dapat menulis subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
b.      Esai Tajuk
Esai jenis ini dapat dilihat dalam media massa dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap media massa/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat
c.       Esai Watak
Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dituangkan. Penulis tidak menuliskan biografi.
d.      Esai Pribadi
Esai pribadi hampir sama dengan esai watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya.
e.       Esai Reflektif
Esai reflektif ditulis secara formal. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan kehidupan, misalnya politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi.
f.       Esai Kritik
 Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian,teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni.

4.      Ciri-ciri Esai
Untuk mengenali sebuah esai kita dapat mentukan tanda tanda dari esai itu sendiri, anatara lain yaitu :
a.       Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur.
b.      Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
c.       Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
d.      Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada pembaca.
5.      Kritik Esai
Esai merupakan buah pemikiran seseorang yang memiliki karakter khusus dalam penulisan. Oleh karena itu kita juga dapat mempelajari sebuah esai untuk dijadikan bahan acuan untuk mengembangkan daya imajinasi fakta. Kita juga bisa mengomentari karya orang lain atau bisa di sebut juga kritik. kritik sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat, dan pertimbangan yang adil terhadap baik-buruknya kualitas, nilai, kebenaran suatu karya sastra[3]. prinsip dalam menyusun  kritik esai, di antaranya yaitu pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas, pendekatan yang digunakan harus jelas bisa faktual atau imajinatif serta pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.

C.     Kalimat dan Bagian-Bagiannya
1.      Pengertian kalimat
Kalimat sendiri memiliki arti yaitu satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulis, yang mempunyai dua ciri pokok:
a.    Kalimat harus lengkap aspek ketatabahasaan atau unsur gramatikalnya, minimal terdiri atas subyek dan predikat.
b.  Kalimat selalu mengungkapkan pikiran dan informasi secara utuh dan lengkap.

2.      Unsur-unsur Kalimat lengkap
Dalam pemerian kalimat, perlu dibedakan unsur-unsur kalimat yang meliputi fungsi kalimat lengkap dan kalimat biasa
a.       Fungsi kalimat yang meliputi minimal terdiri dari subjek dan predikat
Contoh : gadis itu cantik, tapi tidak bisa diubah menjadi gadis yang cantik itu. Karena posisinya menjadi atribut.
b.      Peran sematis yang meliputi, kegiatan atau tindakan, sasaran, pengalaman, peruntung, atribut.
c.       Tidak bisa di dahului kata tugas seperti “kepada” di awal kalimat karena menjadi sebuah awal dari keterangan  dan kata “sedangkan” di awal kalimat bisa diganti dengan “sementara itu”
3.      Berdasarkan pada jumlah klausa yang dimilikinya, kalimat dibedakan menjadi dua:
a.       Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu sehingga predikatnya pun satu
Contoh : mereka bermain di taman
b.        Kalimat majemuk , selalu bberwujud dua klausa atau lebih yang predikatnya tidak bisa dijadikan satu

4.      Jenis Kalimat Majemuk
a.       Kalimat majemuk koordinatif yaitu jika salah satu hilang frasanya maka masih bisa berdiri sendiri
Contoh : Gadis itu cantik dan beberapa  pemuda tampan di samping pohon
b.      Kalimat majemuk subkoordinatif yaitu jika salah satu frasanya hilang maka semuanya runtuh
Contoh : Ibu butuh bantuan memasak di dapur dan ayah membantunya
5.      Kalimat majemuk setara mempunyai emat jenis:
a.      Kalimat majemuk setara gabungan: konjungsi dan dan serta.
mengumpulkannya besok pagi.
b.      Kalimat majemuk setara pilihan: konjungsi atau.
c.       Kalimat majemuk setara urutan: konjungsi lalu, lantas, dan kemudian.
d.      Kalimat majemuk setara perlawanan: konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Sementara itu, berdasarkan bentuk sintaksisnya kalimat dibagi atas:
a.      Kalimat Deklaratif,  biasanya merupakan suatu pernyataan atau gambaran tentang kejadian di suatu tempat
b.      Kalimat Introgatif  yaitu sutu kalimat yang ditujukan untuk meminta informasi kepada orang lain
c.       Kalimat Imperatif biasanya digunakan untuk meminta bantuan karena kita tidak bisa melakukannya atau berhalangan
d.      Kalimat Ekslamatif, kalimat yang disebut juga dengan kalimat seru yaitu kalimat yang digunakan untuk menyatakan emosi atau perasaan batin yang biasanya terjadi secara tiba-tiba, misalnya rasa kagum, gemas, kecewa, cemas, takut, dan sebagainya. (Abdul Wachid, 2017: 101-124)
D.    Cerpen
1.      Pengertian  Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang bersifat fiktif atau tidak benar benar terjadi di dalam dunia nyata. Cerpen biassanya berisi cerita yang pendek, padat dan sekali baca. Menurut Sumardjo dan Saini cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat[4].
2.      Ciri-Ciri Cerpen
a.       Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
b.      Jumlah kata tidak lebih dari 10.000 (10 ribu) kata
c.       Cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
d.      Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya,  
e.       Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
f.       Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
g.      Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
h.      Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
i.        Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat

3.      Struktur Cerpen
a.       Abstrak
     Merupakan ringkasan gambaran inti dari suatu cerpen
b.      Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
c.       Komplikasi
                Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
d.      Evaluasi
      Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.
e.       Resolusi
       Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.
f.       Koda
      Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.
4.      Unsur Intrinsik Cerpen
a.       Tema
Tema merupakan gagasan umum yang akan ditampilkan dalam cerpen
b.      Alur / Plot
Alur merupakan arah sudut pandang dari cerpen, antara lain : perkenalan => muncul konflik atau suatu permasalahan => peningkatan konflik = > puncak konflik (klimaks) => penurunan konflik => selesaian.
c.       Setting, berkaitan dengan tempat atau latar, waktu, dan suasana dalam cerpen tersebut.
d.      Tokoh,merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri. Dalam sebuah cerita terdapat tokoh protagonis atau tokoh baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh figuran yaitu tokoh pendukung.
e.       Penokohan, pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita tersebut.: ada 2 metode yaitu metode analitik dengan cara memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung seperti pemberani da metode dramatik penokohan dengan cara memaparkannya secara tidak langsungdengan cara : penggambaran fisik (Misalnya cara berpakaian, postur tubuh, dan sebagainya),
f.       Sudut Pandang
Adalah cara pandang pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam cerita. Sudut pandang ada 4, antara lain:
1)      Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama
Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang terjadi serta tingkah laku yang dialaminya.
2)      Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan
Tokoh ”aku” muncul tidak sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan. Tokoh ”aku” hadir dalam jalan cerita hanya untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai pengalaman yang dialaminya. Tokoh dari jalan cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang pada akhirnya akan menjadi tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya. Dengan demikian tokoh ”aku” cuman tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain. Tokoh ”aku” pada umumnya hanya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Contoh:
Sekarang aku tinggal di Jakarta, kota metropolitan yang memiliki beribu-ribu kendaraan. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke ibukota. Tapi, pada kali ini aku sudah tidak kuasa untuk menghindar dari tugas ini. Ternyata, bukan aku saja yang mengalaminya. Teman asramaku yang bernama Andi, juga mengalami hal yang sama. Kami berdua sangatlah akrab dan berjuang bersama-sama dalam menghadapi kerasnya kota Jakarta.
3)      Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Kisah cerita dari sudut ”dia”, namun pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Pengarang mengetahui segalanya.
Contoh:
Sudah genap 1 bulan dia menjadi pendatang baru di perumahan ini. Tapi, dia juga belum satu kali pun terlihat keluar rumah cuman untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain. “Apakah si pemilik rumah itu terlalu sibuk ya?” ungkap salah seorang tetangganya. Pernah 1 kali dia kedatangan tamu yang katanya adalah saudaranya. Memang dia adalah sosok introvert, jadi walaupun saudaranya sendiri yang datang untuk berkunjung, dia tidak menyukainya.
4)      Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat
Dalam sudut pandang ini berbeda dengan orang ketiga serbatahu. Pengarang hanya melukiskan apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh tersebut, namun terbatas pada seorang tokoh saja. 
Contoh:
Entah apa yang telah terjadi dengannya. Pada saat datang, ia langsung marah. Memang kelihatannya ia mempunyai banyak masalah. Tapim kalau dilihat dari raut mukanya, mungkin tak hanya itu yang sedang ia rasakan. Tapi sepertinya dia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat, serta rambutnya kusut.
g.      Amanat
Pesan yang ingin disampaikan atau tujuan dari cerpen itu sendiri.
5.      Unsur Ekstrinsik Cerpen
a.       Latar Belakang Masyarakat.
b.      Latar Belakang Pengarang, meliputi :
1)      Biografi
2)      Kondisi Psikologis/Perasaan
3)      Aliran Sastra

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jurnalistik merupakan karya tulis dalam bentuk tulisan dapat berupa non fiksi seperti karya tulis ilmiah dan esai. Disamping itu ada karya tulis fiksi seperti cerpen dan puisi. Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya, dengan memperhatikan tanda baca dan kaidah seperti pendahuluan, isi pokok tujuan esai, pendapat ahli dan simpulan/penutup. Dasamping itu juga harus memperhatikan dalam setiap penulisan yang ada.
Format karya tulis ilmiah harus memiliki data yang valid dan dasar yang real seperti yang berada di lapangan berbanding terbalik dengan cerpen karena merupakan salah satu karya fiksi yang tidak harus berupa fakta tetapi juga tidak mengindahkan nilai estetika bahasa yang ada.
B. Saran
Semua karya garus menggunakan kalimat kalimat yang baik dan benar dalam menulis karya tulis ilmiah, esai, dan cerpen supaya lebih hidup dan isinya dapat sampai kepada pembaca. Dengan cara memperhatikan setiap karakteristik yang berlaku dalam suatu karya tulis tersebut.







BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wachid.2017.CREATIVE WRITING : Menulis Kreatif puisi, Prosa Fiksi, dan Prosa Non-Fiksi. Purbalingga : Penerbit SKSP (Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban)
Abdul Wachid.2010.Kemahiran BERBAHASA INDONESIA. Purwokerto : Kalderapress
Naqiyah, dkk.2014.PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI. Purwokerto : penerbit STAIN press.
Read more: http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html#ixzz5CDjuMwcN
Tahun 2018 pukul 06.28


[1] Abdul wachid & Heru Kurniawan.2010. kemahiran BERBAHASA INDONESIA.  Banyumas : Kaldera Press hlm. 180
[2] Abdul wachid.2017.CREATIVE WRITING.  Purbalingga : Penerbit SKSP (Sekolah Penulis Sastra Peradaban) hlm. 99
[3] Widyamartaya dan Sudiati (2004 : 117)

Comments

Popular posts from this blog

TERJEMAH QAWA'IDUL I'LAL ILMU SHOROF (19 I'lal Lengkap)

19 KAIDAH I'LAL ILMU SHOROF KAIDAH KE 1 إذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا أُبْدِلَتَا آلِفًا مِثْلُ صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ وَبَاعَ أَصْلُهُ بَيَعَ.  Apabilah ada Wawu atau Yya’ berharkah, jatuh sesudah harkah Fathah dalam satu kalimah, maka Wawu atau Ya’ tsb harus diganti dengan Alif seperti contoh  صَانَ  asalnya  صَوَنَ  , dan  بَاعَ  asalnya  بَيَعَ  . Praktek I’lal : صَانَ asalnya صَوَنَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi صَانَ . بَاعَ asalnya بَيَعَ ikut pada wazan فَعَلَ. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi بَاعَ . غَزَا asalnya غَزَوَ ikut pada wazan فَعَلَ. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi غزا. رَمَىْ asalnya رَمَيَ ikut pada wazan...

Komunikasi Masa Model Hub dan Black-Whitney

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang “Komunikasi” sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita sebab komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mahluk sosial. Lalu apa itu pengertian komunikasi? Komunikasi  adalah "suatu  proses  di mana seseorang atau beberapa orang,  kelompok ,  organisasi , dan masyarakat, menciptakan, dan menggunakan  informasi  agar terhubung dengan  lingkungan  dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara  lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada  bahasa   verbal  yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan  bahasa nonverbal . Oleh karena itu komunikasi tidak dapat dipisahkan dari ...

Penulisan Berita, Struktur Dan Macam Macam Lead

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Berita menjadi informasi yang terbanyak diperoleh bila seseorang membaca media cetak, bahkan ada yang mengatakan bisa mencapai 90 persen, meskipun belum tentu persentasenya seperti itu bila dia memanfaatkan media elektronik. Walau jumlah berita yang dinikmati masyarkat begitu banyak, ternyata tidak mudah memberikan definisi tentang berita, bahkan Dekan Fakultas Jurnalistik dari Missou ri University, Amerika Serikat, Earl English dan Clarence Hach dalam bukunya “Scholastic Journalism” mengatakan, memberikan batasan atau definisi berita sulit karena mencakup banyak fakto dan variabel (Assegaf, 1983). B.    Rumusan Masalah 1.      Bagaimana cara penulisan berita yang baik dan benar? 2.      Apa saja struktur berita? 3.      Apa saja dan bagaimana macam macam Lead dan Headline? C.    Tujuan Penulisan Untuk mengetahui bagaimana cara penulisa...