BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berita menjadi informasi yang terbanyak
diperoleh bila seseorang membaca media cetak, bahkan ada yang mengatakan bisa
mencapai 90 persen, meskipun belum tentu persentasenya seperti itu bila dia
memanfaatkan media elektronik. Walau jumlah berita yang dinikmati masyarkat
begitu banyak, ternyata tidak mudah memberikan definisi tentang berita, bahkan
Dekan Fakultas Jurnalistik dari Missouri
University, Amerika Serikat, Earl English dan Clarence Hach dalam bukunya
“Scholastic Journalism” mengatakan, memberikan batasan atau definisi berita
sulit karena mencakup banyak fakto dan variabel (Assegaf, 1983).
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara penulisan berita yang baik dan benar?
2. Apa
saja struktur berita?
3. Apa
saja dan bagaimana macam macam Lead dan Headline?
C.
Tujuan Penulisan
Untuk
mengetahui bagaimana cara penulisan berita dan macam Lead dan Headline.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penulisan Berita
Menulis
berita merupakan suatu upaya untuk bercerita, menerangkan, atau menyampaikan
informasi suatu peristiwa dalam bentuk tertulis. Dalam menulis teks berita,
informasi yang ditulis merupakan fakta bukan opini. Selain itu teks berita
disusun prinsip 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why, How) serta mengikuti
kaidah P3SPS (Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yang dibuat
pemerintah.
1. Menemukan
Peristiwa Untuk Dijadikan Berita
Berita
berisi peristiwa yang sifatnya aktual dan penting untuk disebarluaskan. Contoh
mudahnya misalnya peristiwa kebakaran, bencana alam, dan kejadian mendadak
lainnya yang menarik perhatian umum. Jika tidak ada, maka perlu dilakukan
pencarian kegiatan-kegiatan atau peristiwa unik yang muncul di masyarakat.
2. Pencarian
sumber berita
Ketika
peristiwa yang akan dijadikan sebagai berita telah ditemukan, maka penulis
berita perlu mencari sumber irformasi yang yang tepat, agar isi berita akurat.
Misalnya berita tentang perampokan, maka informasi bisa didapatkan dengan
melakukan wawancara dengan pihak kepolisian terkait, saksi mata perampokan,
atau warga sekitar.
3. Wawancara
, Observasi, dan Dokumentasi
Wawancara
dilakukan melalui tanya jawab dengan sumber informasi. Observasi dilakukan
dengan mengamati gejala yang tampak di lokasi kejadian.
4. Mencatat Hal-Hal Penting
Dalam proses
pencarian informasi, perlu dilakukan pencatatan hal-hal penting berkenaan
dengan berita yang akan ditulis. Pencatatan dapat dipandu dengan pertanyaan
5W1H yaitu:
What
: peristiwa apa yang terjadi,
Who:
siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut,
Where:
di mana peristiwa tersebut terjadi,
When:
kapan peristiwa tersebut terjadi,
Why:
mengapa peristiwa tersebut terjadi, dan
How:
bagaimana proses terjadinya peristiwa.
5. Membuat kerangka berita
Kerangka berita
merupakan gambaran kasar bagaimana informasi yang telah dikumpulkan tersebut
akan diramu dalam sebuah laporan berita. Berita terdiri dari 3 unsur yaitu
judul, teras, serta kelengkapan atau penjelasan berita.
6. Menulis Teras Berita
Teras berita merupakan
alenia pertama sebuah berita. Teras berita sebaiknya ringkas (maks 35 kata),
dan sebaiknya diawali dengan unsur “who” (siapa) dan “what” (apa).
7. Menulis Isi Berita
Isi berita merupakan
detail informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah berita. Isi berita ditulis
setelah teras berita. Dalam menulis isi berita, sebaiknya susun dalam paragraf
– paragraf pendek yang berisi 3 hingga 5 kalimat saja.
8. Penyuntingan
berita
Penyuntingan berita dilakukan untuk
menghindari kesalahan-kesalahan penulisan informasi yang mungkin terjadi.
9. Tanda
Baca dan Struktur Kalimat
Tanda baca diperlukan
untuk melakukan pemenggalan kalimat. Hindari kalimat panjang (maks 16 kata),
sebab susunan kalimat yang pendek akan lebih mudah dimengerti Hindari
penggunaan dua kata yang sama dalam satu kalimat.
10. Kutipan
dan Atribusi
Kutipan diperlukan
untuk memperkuat, menegaskan atau memberi fakta dalam berita yang ditulism
sedangkan atribusi diperlukan dalam berita yang bersifat opini.
v Teknik
penulisan berita elektronik dan cetak itu berbeda. Alasannya
karena karakter media elektronik spesifik yaitu audio visual.
a)
Penulisan
berita televisi
Pada
media cetak kita mengenal rumusan 5W+1H . Rumusan tersebut juga digunakan dalam
penulisan media elektronik, namun perlu ditambahkan lagi dengan suatu formula,
sering disebut easy listening Formula .
Salah
satu formula yang dikemukakakan oleh Soren H. Munhoff dalam “Five Star Approh
To News Writing yaitu
1. Accuary
Penulisan berita harus tepat. Sesuai dengan konteks
permasalahann. Pemilihan atau penempatan orang-orang yang akan diwawancarai
sebagai sumber berita harus sesuai dengan kalur berita yang disajikan. Transkip
hasil wawancara harus sesuai dengan pokok bahasan. Hindarkan hal-hal yang dapat
menimbulkan kekeliruan dalam menulis nama-nama orang, jabatan, usia atau
angkata angkka. Semua data yang dihimpun sebagai bahan penulisan berita ketika
masih dilapangan haruslah tepat.
2. Brevity
Penulisan berita haruslah singkat. Sau item berita
dimedia tv biasanya hanya mencapai 3menit. Durasi sependek itu sudah harus
termasuk “sound bite” atau cuplikan inti wawancara kiak ada dan apabila menarik
untuk ditampilkan . singkat tetapi tidak berarti akan menghilangkan esensi
peristiwa dalam setiap penyajuan liputan berita tersebut.
Menulis berita yang pendek tetapi tapi menarik dann
merefleksikan isi periwtiwa utama meman tidak mudah. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan uuntuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menggunakan kata-kata
ganti yang lebih pendek. Artinya gunakanlah kata-kata yang memiliki jumlah suku
kata sedikit tetapi mempunyai makna yang sama. Demikian pula terhadap susunan
kaliamat. Hidarkan pembuatan anak kalimat yang panjang .
3. Clarity
Menulis berita juga haru jelas. Kejelasan harus
ditulis dalam penyebutan nama, istilah,asing, . tulisan yang membingungkan
dapat mengurangi minat baca atau minat mendengar berita.
Angka-angka juga harus mendapat kejelasan . pada
media elektronik penulisan angka lebih cenderung untuk dibulatkan apabila
jumlah desimalnya terlalu banyak. Karena didengar maka penyebutan angka yang
terlalu panjang akan dapat menyulitkan pemahaan sehingga dipakai kata kata
alternatif yaitu “sekita” atau lebih atau hampir .
4. Simplicity
Kesederhanaan merupakan saran lainnya untuk diikui
dalam teknik penulisan media elektronik, maksudnya tidak perlu menulis sesuatu
yang terlalu ilmia, istilah-istilah asing yang belim memasyarakat atau istilah-istilah
tertentu yang tidakdikenal oleh sebagian besar masyarakat awam. Menggunakan
gaya bahasa yang biasa diucapkan dalam percakaapn sehari-hari untuk penulisan
media elektronik akan sangat menarik. Asal
hal tersebut akan sangat membantu memudahkan pemahaman para penonton tv
yang beraneka latar belakang.
5. Sincerity
Seorang penulis beritajuga dituntut sifat
kejujurannya, maksudnya agar informasi tentang peristiwa yang terjadi
dapat dapat ditulis apaadanya tidak
boleh ditambah-tambah apalagi memasukkan opini pribadi. Ketelitian dalam
mencari sumber berita yang tepat adalah mutlak diperlukan. Carilah orang-orang
yang tepat dan paanatas untuk dimintai keterangan
Kejujuran disini mengandung pengertian untuk tidak
memanipulasi informasi akibat
faktor-faktor tertentu, misal
karena atas permintaan sumber berita dengan imbalan atau kompensasi
uang, barang, dll.
b)
Penulisan
berita media cetak
1.
Judul
Judul biasanya ditulis dengan kata dasar supaya
jelas, tegas dan tidak panjang. Judul berita tentu semenarik mungkin, namun
tetap berdasarkan fakta, bukan karangan.
Contoh : Masyarakat Aceh Sambut Gembira RI-GAM
BERDAMAI
2.
Baris tanggal
Baris berikutnya berupa baris tanggal yang berisi
tempat atau hari serta nama media massa tersebut. Bentuk bisa ditulis dalam
suatu baris , tetapi juga ada surat kabar yang menulisnya dalam dua bari. Namun
setiap media mempunyai gaya berbeda dalam penulisan ini, bahkan ada yang tidak
menuliskan hari dan tanggalnya, hanya menuliskan tempatnya saja.
Contoh : Harian Kompas: JAKARTA, KOMPAS:
.............. (Isi Berita)
Bagi media yang mengutip media lain atau kantor
berita ada yang menulis media itu di baris tanggal. Misalnya : Semarang,
Antara: ......... berarti berita itu dikutip dari kantor berita Antara. Ada
juga media yang tetap menulis nama media itu di baris tanggaal , namun
mencantumkan keterangan “antara” diakhir berita. Misalnya : Jakarta, Pelita
(baris tanggal)...........(ant)akhir berita.
B.
Struktur Berita
struktur penulisannya umumnya dapat digolongkan pada
tiga hal yaitu penggunaan struktur berbentuk piramida, kronologi, dan piramida
terbalik. Pada penulisan berbentuk piramida, penulisan dilakukan dengan
mengetengahkan informasi yang kurang penting tetapi berkaitan menuju kearah
yang paling penting. Jadi klimaknya berada pada bagian akhir.
Penulisan
dalam struktur semacam ini juga dilakukan pada beberapa ruang khusus di media
massa. Tv pun menggunakan semacam ini khususnnya pada program Current Affair
misalnya siaran langsung upacara kenegaraan.
Pada penulisan secara kronologis , masing-masing
bagian mempunyai nilai kepentingan yang sama. Tidak bisa diselling-seling
tetapi harus runtut. Tulisan kronologis
biasanya dipakai untuk bahasan sains, trknologi, kedokteran dll
Pada umumnya kedua konsep penulisan diatas tidak
lagi dipakai untuk struktur penulisan berita. Karena itu untuk penulisan berita
maka leih banyak menggunakan piramida terbalik. Hal ini dimaksudkan agara isi
berita yang paling penting apat ditempatkan pada baris kalimat pembuka. Teknik penulisan seperti itu dilakukan untuk
menyajikan berita-berita pendek dan bersifat langsung.
Bentuk
piramida terbalik sebagai berikut
What atau topik berita maksudnya adalah inti dari
berita. Teras berita merupakan lead berita atau kalimat pembuka dalam penulisan
berita. Dalam teras berita biasanya unsur-unsur yang perlu dipenuhi adalah yang
berkaitan dengan siapa(who) apa(what), dan kapan (when).
Alinea awal menurut Frielander dan Lee disebutkan
lead/intro atau teras berita berisi
informasi utama atau yang terpenting dari sebuah berita. Lead itu berisi
sebagian dari 5W+1H (what, when, who, where, why, how). Panjang lead berita
sebaiknya dua atau tiga kalimat dan maksimum 40 kata. Sisanya ditulis disatu
alinea tersendiri sehingga umumnya penulisan 5W+1H dipecah menjadi dua alinea
awal.
Bagian selanjutnya adalah tubuh berita. Isinya
penjelasan lbih lengkap dari lead yang sudah dibuat. Tubuh berita merupakan
penjabaran informasi dan lead.
Bagian
terakhir juga disebut ekor yang berisi bagian paling tidak penting atau
informasi tambahan
Di
Indonesia umumnya lead diawali dari Who lead atau what lead.
C. Macam-macam
Lead
1. Contoh-contoh
lead berdasarkan 5w+1h :
a. Who
lead (lead yang dimulai dengan menjelaskan seseorang)
Contoh : presiden SBY
Memuji keberhasilan tim negoisasi RI yang akhirnya bisa menandatangani
perjanjian damai dengan GAM. Hasil menggembirakan itu diharapakan menjadi titik
akhir pertentangan bersaudara yang sudah memakan banyak korban di bumi serambi
mekah.
b. What
lead (lead yang dimulai dengan menjelaskan sesuatu)
Contoh : masalah papua
juga diharapkan dapat diatasi setelah RI
berhasil menyelesaikan persoalan Aceh karena target utama yang ingin diraih
mempertahankan NKRI yang tetap utuh dan berdaulat .
c. Where
lead( lead yang dimulai dengan menjelaskan tentang tempat )
Contoh
: Dikampus Universitas internasional Indonesia akan dibangun
laboraturium angkasa pertama di negeri ini. Langkah ini merupakan kemajuan yang
pesat karena indonesia dapat sejajar dengan negara—negara maju .
d. When
lead(lead yang dimulai dengan menjelaskan tentang waktu)
Contoh : pada masa
mendatang, bila tidak diantisipasi , bangsa indonesia akan belajar tentang
tempe ke negara maju karena kini justru pakar negara maju yang giat mempelajari
makanan itu.
e. Why
lead (lead yang dimulai dengan menjelaskan tentang mengapa sesuatu itu bisa
terjadi)
Contoh : karena
kerusakan lingkungan semakin parah, berakibat terjadinya banjir dan longsor
diberbagai daeraah di Indonesia, termasuk Jakarta.
f. How
lead (lead yang dimulai dengan mengungkapkan
bagaimana tentang sesuatu)
Contoh : kemampuan
tangkap nelayan Indonesia perlu ditingkatkan, supaya potensi ikan yang besar
dilaut negeri ini tidak justru dicuri nelayan asing.
Selain lead dari 5w+1h
para jurnalis mengemangkab bentuk-bentuk lead lain seperti :
a. Acclamation
lead(teras menjerit)
Contoh
: “tolooong” suara jeritan memecah kesunyian malam, warga berhamburn mencari
sumber suaraa......
b. Quation
lead( teras kutipan)
Contoh
: indonesia tidak pernah berniat menjajah negara lain tetapi pasti membela diri
bila tanah air ini akan diganggu siapapun dan negara manapun
c. Contrast
lead (teras bertentangan )
Contoh
: karawang merupakan lumbung padi
Indonesia tetapi kini masyarakat daerah itu banyak yang terpaksa makan ubi
hutan akibat sawah mereka terserang hama.
d. Summary
lead ( teras kesimpulan )
Contoh
: pejuang yang satu ini pantang menyeraah meskipun diatahu kalah senjata, kalah
jumlah prajurit dan dia sendiri sakit parah.
Dialah Panglima Besar Jenderal Soedirman
e. Narrative
lead (teras paparan )
Contoh
: cuaca kota tiba-tiba redup , langit berawan gelap . alam bagai ikut berduka
bersama puluhan ribu orang yang duka ketika mengantar jenazah para pejuaang
yang gugur ke tempat peristirahatan terakhir.
f. Descriptive
lead (teras deskripsi)
Contoh : Sesekali
wanita tua itu mengelap keringatnya yang mengucur dengan ujung kebayanya, ia
terus mengulek bumbu pecel. Sementara anak-anak sekolah sibuk berebutan membeli
gorengan di kantin sekolah itu. Meski banyak anak yang suka curang dengan tidak
membayar dagangannya, Bu Maryam tak pernah ambil pusing, “Mungkin dia tidak
punya uang”.
g. Question
lead ( teras berdialog dengan pembaca)
Contoh
: Apakah kita masih bisa hidup sederhana dalam keadaan hidup yang sebenarnya
sudah sangat sederhana?
h. Direct
addres lead ( teras berkomunikasi langsung)
Contoh
: negara ini dikenal kaya raya, orang Jawa menyebutnya gemah ripah loh jinawi
tetapi kenyataannya seperti yang kita ketahui masih jutaan orang miskin di
negeri ini
i.
Tesser lead (teras teka teki)
Contoh
: ribuan orang mengeluk-elukkannya tetapi hanya boleh dipandang saja. Bahkan
presiden juga menerimanya di Istana Negara lau diarak keliling ibukota. Itulah
Piala Thomas yang berhasil direbut pemain bulu
tangkis Indonesia
j.
Freaks lead( teras imajinatif)
Contoh
: Dar ! Dar! Letusan itu terdengan dua kali. Setelah itu api menyala didepan
rumah , kebakaran tidak terelakan. Seorang ibu tertelungkuo bersimbah darah
sedangkan pelaku kejahatan segera kabur.
k. Combination
lead (teras kombinasi)
Contoh
: “Saya tak pernah merasa gentar menghadapi serbuan AS dan sekutunya” kata
Saddam Husein dalam pidato yang berapi-api itu. Ia tetap tersenyum cerah dan
melambai-lambaikan tangannya di hadapan ribuan rakyat Irak di sela-sela
pidatonya itu....
BAB III
KESIMPULAN
A. Penulisan
berita
1. Menemukan
Peristiwa Untuk Dijadikan Berita
2. Pencarian
sumber berita
3. Wawancara
, Observasi, dan Dokumentasi
4. Mencatat Hal-Hal Penting
5. Membuat kerangka berita
6. Menulis Teras Berita
7. Menulis
Isi Berita
8. Penyuntingan
berita
9. Tanda
Baca dan Struktur Kalimat
10. Kutipan
dan Atribusi
B. Strukur
Berita
5W1H
yaitu:
What
: peristiwa apa yang terjadi,
Who:
siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut,
Where:
di mana peristiwa tersebut terjadi,
When:
kapan peristiwa tersebut terjadi,
Why:
mengapa peristiwa tersebut terjadi, dan
How:
bagaimana proses terjadinya peristiwa.
Lead,
teras berita, dan ekor
C.
Macam Macam Lead
1. Lead
berdasarkan 5W+1H
a.
Who lead (lead yang dimulai dengan
menjelaskan seseorang)
b.
What lead (lead yang dimulai dengan
menjelaskan sesuatu)
c.
Where lead( lead yang dimulai dengan
menjelaskan tentang tempat )
d.
When lead(lead yang dimulai dengan
menjelaskan tentang waktu)
e.
Why lead (lead yang dimulai dengan
menjelaskan tentang mengapa sesuatu itu bisa terjadi)
f.
How lead (lead yang dimulai dengan
mengungkapkan bagaimana tentang sesuatu)
2. Selain
lead berdasarkan 5w+1H yaitu
Combination lead (teras kombinasi)
a. Acclamation
lead(teras menjerit)
b. Quation
lead( teras kutipan)
c. Contrast
lead (teras bertentangan )
d. Summary
lead ( teras kesimpulan )
e. Narrative
lead (teras paparan )
f. Descriptive
lead (teras deskripsi)
g. Question
lead ( teras berdialog dengan pembaca)
h. Tesser
lead (teras teka teki)Direct addres lead ( teras berkomunikasi langsung)
i.
Freaks lead( teras imajinatif)
DAFRTAR PUSTAKA
Mondry.
“Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik”. Cetakan: 1. Bogor: Ghalia
Indonesia
Muda, Deddy Iskandar. “Jurnalistik
Televisi”. Cetakan : 1. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
https://pakarkomunikasi.com/cara-menulis-berita
https://komjur.wordpress.com/2011/07/07/macam-macam-lead/
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Inverted_pyramid_2.svg
Comments