Hari Waisak adalah hari libur nasional di
Indonesia yang merayakan hidup, kematian, dan pencerahan Buddha. Kurang
dari satu persen orang Indonesia beragama Buddha, namun Hari Waisak
diakui secara luas. Di Indonesia, Hari Waisak juga banyak diamati oleh
umat non-Budha.
Di Indonesia, tempat yang paling populer untuk merayakan Hari Waisak
adalah Borobudur. Borobudur adalah candi Budha besar yang
menyelenggarakan sebuah festival Hari Waisak. Setiap tahun, banyak umat
Buddha dari seluruh Indonesia melakukan ziarah ke Borobudur.
Orang-orang dapat mengunjungi Borobudur untuk menjumpai semua biksu
yang berkumpul untuk upacara meditasi yang besar. Selama upacara ini,
para biksu berkumpul dalam lingkaran besar dan membaca mantra. Hal ini
dianggap sopan untuk meninggalkan sedikit sumbangan makanan atau uang
untuk para biksu selama Hari Waisak. Borobudur juga terbuka untuk
pengunjung non-Buddhis.
sumber ; https://www.google.com/search?q=gambar+perayaan+hari+waisak&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=6rM36ztSJo7BhM%253A%252C9oK_PoevYTauJM%252C_&usg=__BRGoF59UpIIGEycPtC-obx3_O1g%3D&sa=X&ved=0ahUKEwi27Y-v3anbAhWTUn0KHS7aCusQ9QEIOjAI#imgrc=6rM36ztSJo7BhM:
Perayaan
Buddha Indonesia menghormati Buddha dan pencerahannya melalui
berbagai perayaan. Hari libur ini dik
aitkan dengan bunga, warna cerah, dan banyak pemandangan indah:
aitkan dengan bunga, warna cerah, dan banyak pemandangan indah:
Upacara Candi:
Tepat sebelum fajar pada Hari Waisak, umat Buddha Indonesia akan
berkumpul di kuil untuk upacara yang menghormati Buddha dan
ajaran-ajarannya. Begitu upacara ditutup, bendera Budha dikibarkan. Umat
Budha Indonesia juga akan menyanyikan lagu-lagu pujian Budha. Ini
juga merupakan sebuah praktik umum bagi orang untuk mempersembahkan
persembahan bunga ke patung candi Buddha. Bunga adalah simbol kehidupan.
Sama seperti kehidupan, bunga itu indah, tapi akhirnya mereka akan layu
dan mati. Persembahan bunga berfungsi sebagai pengingat bagi orang
bahwa hidup itu berharga.
Pembebasan Hewan: Banyak biarawan akan membebaskan
binatang-binatang kecil ke alam liar dari kandang mereka pada Hari
Waisak. Ini mewakili keinginan umat Budha bagi orang-orang yang
ditangkap agar dibebaskan dari hukuman penjara dan penderitaan mereka.
Lentera: Pada malam Hari Waisak, ribuan lentera yang berisi lilin akan dilepaskan ke langit.
Tentunya sebagai umat Buddha hari raya Trisuci Waisak ini merupakan hari yang besar dan penuh sejarah yang tidak akan mungkin kita lupakan. Kata "Waisak" sendiri berasal dari bahasa Pali yaitu "Vesakha" dan dalam bahasa Sansekerta disebut "Vaisakha". Hari raya Waisak ini dalam kalender buddhis biasanya jatuh pada bulan Mei menurut kalender Masehi. Tapi terkadang hari Waisak ini juga bisa jatuh pada bulan April atau awal bulan Juni.
Dalam kalangan umat Buddha hari raya Waisak sering disebut juga dengan Trisuci Waisak. Hal tersebut bukan tanpa alasan sebab pada hari raya umat Buddha ini Waisak kita akan memperingati Tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi dibulan "Vesakha", dan pada waktu yang sama yaitu tepat saat bulan purnama. Tiga peristiwa penting itu adalah:
S a t u : Kelahiran Pangeran Sidharta
Pangeran Sidharta adalah Putra seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir kedunia sebagai seorang Bodhisatva ( Calon Buddha, Calon Seseorang yang akan mencapai Kebahagiaan Tertingggi ). Beliau Lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi
Baca juga: Kumpulan Gambar Sang Buddha Dari Lahir Sampai Parinibbana
D u a : Mencapai Penerangan Sempurna
Pada usia 29 tahun pangeran pergi meniggalkan istana dan anak istrinya menuju hutan mencari kebebasan dari 4 peristiwa yang beliau lihat LAHIR, TUA, SAKIT dan MATI. Kemudian pada usia 35 tahun pada saat purnama Sidhi di bulan Waisak petapa Sidharta mencapai penerangan sempurna. (Sang Buddha)
T i g a : Parinibbana
Selama 45 tahun sang Buddha menyebarkan Dhamma dan pada usia 80 tahun beliau Wafat atau PARINIBBANA di Kusinara. Semua makhluk dan para Dewa serta anggota Sanggah semua bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha.
sumber ; https://www.buddha.id/2017/04/makna-hari-raya-waisak-bagi-umat-buddha.html
Tentunya sebagai umat Buddha hari raya Trisuci Waisak ini merupakan hari yang besar dan penuh sejarah yang tidak akan mungkin kita lupakan. Kata "Waisak" sendiri berasal dari bahasa Pali yaitu "Vesakha" dan dalam bahasa Sansekerta disebut "Vaisakha". Hari raya Waisak ini dalam kalender buddhis biasanya jatuh pada bulan Mei menurut kalender Masehi. Tapi terkadang hari Waisak ini juga bisa jatuh pada bulan April atau awal bulan Juni.
Dalam kalangan umat Buddha hari raya Waisak sering disebut juga dengan Trisuci Waisak. Hal tersebut bukan tanpa alasan sebab pada hari raya umat Buddha ini Waisak kita akan memperingati Tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi dibulan "Vesakha", dan pada waktu yang sama yaitu tepat saat bulan purnama. Tiga peristiwa penting itu adalah:
S a t u : Kelahiran Pangeran Sidharta
Pangeran Sidharta adalah Putra seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir kedunia sebagai seorang Bodhisatva ( Calon Buddha, Calon Seseorang yang akan mencapai Kebahagiaan Tertingggi ). Beliau Lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi
Baca juga: Kumpulan Gambar Sang Buddha Dari Lahir Sampai Parinibbana
D u a : Mencapai Penerangan Sempurna
Pada usia 29 tahun pangeran pergi meniggalkan istana dan anak istrinya menuju hutan mencari kebebasan dari 4 peristiwa yang beliau lihat LAHIR, TUA, SAKIT dan MATI. Kemudian pada usia 35 tahun pada saat purnama Sidhi di bulan Waisak petapa Sidharta mencapai penerangan sempurna. (Sang Buddha)
T i g a : Parinibbana
Selama 45 tahun sang Buddha menyebarkan Dhamma dan pada usia 80 tahun beliau Wafat atau PARINIBBANA di Kusinara. Semua makhluk dan para Dewa serta anggota Sanggah semua bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha.
sumber ; https://www.buddha.id/2017/04/makna-hari-raya-waisak-bagi-umat-buddha.html
Comments